KaltimExpose.com –Amerika Serikat mencatat kasus manusia pertama yang parah akibat flu burung H5N1, melibatkan seorang warga Louisiana berusia lebih dari 65 tahun yang saat ini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Pasien tersebut diduga terinfeksi melalui kontak dengan unggas peliharaan yang terkontaminasi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), flu burung H5N1 tetap dianggap sebagai risiko rendah bagi masyarakat umum. Namun, kasus parah seperti ini menunjukkan peningkatan potensi ancaman virus yang sebelumnya hanya menyebabkan gejala ringan seperti peradangan mata (konjungtivitis) pada pekerja peternakan.

Kasus ini juga menjadi yang pertama dikaitkan dengan unggas peliharaan non-komersial, seperti yang disampaikan oleh Demetre Daskalakis, Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan CDC.

CDC menjelaskan bahwa virus H5N1 yang menginfeksi pasien Louisiana memiliki genotipe D1.1, yang sebelumnya terdeteksi pada burung liar dan unggas di AS, serta beberapa kasus manusia di British Columbia, Kanada, dan negara bagian Washington.

“Genotipe ini berbeda dari B3.13, yang sering ditemukan pada sapi perah dan beberapa kasus manusia di negara bagian lainnya,” jelas CDC.

Amesh Adalja, ahli senior di Johns Hopkins Center for Health Security, mengatakan bahwa perbedaan ini menunjukkan risiko lebih besar saat infeksi terjadi melalui kontak langsung dengan unggas liar dibandingkan dengan sapi perah.

Flu burung H5N1 telah menginfeksi lebih dari 860 peternakan sapi perah di 16 negara bagian sejak Maret dan menyebabkan kematian 123 juta unggas sejak wabah dimulai pada 2022. Meski demikian, belum ada laporan mengenai infeksi ulang pada peternakan yang telah membersihkan virus ini, menurut Eric Deeble, Wakil Sekretaris USDA.

Sebagai langkah antisipasi, USDA telah meluncurkan rencana pengujian flu burung pada susu bulk nasional yang melibatkan 13 negara bagian, mencakup hampir setengah dari pasokan susu di AS.

Para ahli mengingatkan pentingnya kewaspadaan, terutama bagi pekerja peternakan dan individu yang berinteraksi langsung dengan unggas atau hewan lain yang berpotensi terinfeksi. CDC juga terus memantau perkembangan kasus sporadis ini untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

 

Artikel ini telah tayang di metrotvnews.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan