KaltimExpose.com –�Menjelang akhir tahun, transaksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat mengalami penurunan aktivitas. Meskipun total transaksi mencapai Rp9,67 triliun, nilai transaksi di pasar reguler hanya menyentuh Rp6,34 triliun. Hal ini memicu dugaan adanya aktivitas transaksi roll over repo sebesar Rp3,32 triliun, mengingat pola transaksi yang melibatkan broker yang sama pada saham tertentu. Namun, dugaan ini belum dapat dipastikan karena “bandar repo-nya ndak lapor ke Pak Toto.”
Kenapa IHSG Sepi?
Berbagai faktor diyakini menjadi penyebab sepinya IHSG di penghujung tahun. Berikut beberapa alasan yang banyak dibahas:
- Liburan Natal dan Tahun Baru
Para pemain besar di pasar saham, termasuk bandar, kemungkinan sedang menikmati liburan akhir tahun. Beberapa di antaranya dikabarkan berlibur ke luar negeri seperti Eropa dan Amerika. Sementara itu, investor kecil yang masih “nyangkut” di saham tertentu memilih tetap di Indonesia sambil berharap portofolionya membaik. - Investor Asing Alihkan Investasi
Investor asing tampaknya mulai beralih ke instrumen lain seperti kripto dan bursa Amerika, yang dianggap menawarkan potensi keuntungan lebih besar dibanding pasar saham domestik. Hal ini terlihat dari aksi net sell asing menjelang libur panjang. - Kekhawatiran Isu Pajak PPN 12%
Rencana pemerintah menerapkan PPN 12% juga dianggap membuat investor asing mengambil sikap wait and see. Ketidakpastian regulasi ini bisa menjadi salah satu alasan mereka mengurangi aktivitas di pasar saham. - Pengurangan Posisi Margin
Investor lokal cenderung mengurangi posisi margin menjelang liburan. Bunga margin tetap berjalan meskipun pasar tutup, sehingga menambah beban biaya jika posisi tersebut dibiarkan terbuka. - Faktor Lain-Lain
Beberapa faktor lain seperti sentimen global dan kondisi ekonomi juga turut memengaruhi pasar.
Aksi Investor Lokal: Optimisme di Tengah Sunyi
Di tengah sepinya IHSG, komunitas Stockbit XL tetap menunjukkan optimisme dengan memborong saham seperti BBRI, PANI, dan ADRO. Keberanian mereka patut diapresiasi, meskipun pasar secara keseluruhan masih diliputi sentimen pesimis.
Performa emiten ritel seperti LPPF, AMRT, DNET, MPPA, HERO, ACES, MDIY, dan RALS akan menjadi indikator penting. Jika laba emiten-emiten ini naik dibanding tahun lalu, maka ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Sebaliknya, jika laba menurun, hal itu bisa menjadi sinyal bahwa kondisi ekonomi masih sulit.
Mulai tahun depan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan aturan legalisasi bandar saham, selama aktivitas tersebut dilaporkan dengan transparan. Kebijakan ini dapat memberikan angin segar bagi pelaku pasar dan mendorong aktivitas perdagangan yang lebih dinamis.
Sebagai penutup, masyarakat diimbau tetap berhati-hati dalam beraktivitas, baik di pasar saham maupun di kehidupan sehari-hari selama libur panjang. Seperti kata pepatah, “Dedemit dan genderuwo lintas sektor juga butuh sesajen.” Jadi, nikmati liburan dengan bijak dan waspada!
Artikel ini telah tayang di pintarsaham.id.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.