KaltimExpose.com, Samarinda –Warga Samarinda kembali menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, menyebabkan lonjakan harga di tingkat pengecer hingga mencapai Rp60.000 per tabung. Situasi ini menimbulkan keresahan di kalangan rumah tangga dan pelaku usaha kecil yang bergantung pada gas bersubsidi tersebut.

Rusli (34), seorang penjual kue di Jalan Abdul Wahab Syahranie, mengungkapkan keprihatinannya. “Biasanya saya beli di pangkalan Rp18.000, tapi sekarang di pengecer bisa sampai Rp60.000. Istri saya suruh beli aja, butuh,” ujarnya Jumat, (14/2/2025).

Beberapa warga menduga kelangkaan ini disebabkan oleh penimbunan oleh oknum tertentu. Agus (45), mengaku pernah melihat orang membeli dalam jumlah besar di pangkalan. “Saya lihat ada yang beli sampai 10 tabung lebih, padahal katanya per orang cuma boleh beli satu. Nah gimana itu mas? Coba kalau berani sidak itu pangkalan-pangkalan nakal, tanya harganya,” katanya Jumat, (14/2/2025).

Amsari Damanik, pakar hukum dari Universitas Mulawarman, menyoroti lemahnya pengawasan dalam distribusi gas subsidi. “Masalah ini berulang setiap tahun. Pemerintah harus lebih tegas dalam mengawasi distribusi dan mencegah penimbunan,” ujarnya Kamis, (6/2/2025).

Sebagai solusi, Amsari menekankan bahwa pemerintah daerah seharusnya memiliki peraturan yang lebih spesifik untuk mengontrol distribusi dan harga LPG bersubsidi. “Distribusi harus lebih tepat sasaran dengan sistem yang lebih ketat. Pemerintah daerah juga seharusnya membuat regulasi yang lebih rinci terkait LPG 3 kg agar tidak ada celah bagi spekulan. Selain itu, aparat penegak hukum harus aktif dalam pengawasan dan penindakan jika ditemukan pelanggaran di lapangan,” pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di kompas.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan