KaltimExpose.com, Samarinda –Samarinda dan beberapa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kenaikan suhu yang signifikan, mencapai puncaknya dengan suhu 35 derajat Celsius pada Rabu (17/4/2024), menurut data terbaru dari BMKG Kaltim. Fenomena ini menyebabkan warga setempat dan netizen menyuarakan kekhawatiran mereka di media sosial, mencerminkan dampak nyata dari gelombang panas yang terjadi.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa anomali cuaca ini terjadi karena rendahnya intensitas hujan yang jauh di bawah normal. Kondisi ini mempengaruhi peningkatan suhu yang dirasakan di seluruh wilayah, membuat hari-hari di Samarinda dan sekitarnya terasa lebih panas dari biasanya.

Walaupun data BMKG menunjukkan bahwa suhu masih berada dalam kisaran normal, perubahan cuaca ini memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kondisi ekstrem seperti ini juga berpotensi memicu terjadinya titik panas atau hot spots yang bisa berakibat pada kebakaran hutan dan lahan.

Pada hari yang sama, BMKG Stasiun Balikpapan mendeteksi 383 titik panas di enam wilayah di Kaltim, dengan distribusi sebagai berikut:

  • Samarinda: 1 titik
  • Bontang: 3 titik
  • Kutai Barat: 23 titik
  • Kutai Timur: 211 titik
  • Kutai Kartanegara: 103 titik
  • Kabupaten Berau: 42 titik

Angka ini menunjukkan kondisi yang memprihatinkan di beberapa area, terutama Kutai Timur yang memiliki titik panas terbanyak. Meskipun pada keesokan harinya jumlah titik panas menurun menjadi 202 di lima daerah, situasi tetap memerlukan perhatian dan respons cepat dari pihak berwenang untuk mencegah meluasnya kebakaran.

BMKG juga memperkirakan akan terjadi hujan lebat disertai petir pada Selasa (23/4/2024) yang diharapkan dapat membantu menurunkan suhu dan memadamkan titik-titik api yang masih aktif.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG serta mengambil tindakan preventif untuk melindungi diri dari dampak suhu tinggi dan risiko kebakaran. Penyiapan sumber daya dan koordinasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem ini.

 

Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan