KaltimExpose.com, Bengalon –�Festival Erau telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Suku Kutai di Kutai Kartanegara, terutama di sepanjang Sungai Mahakam. Namun, di Kabupaten Kutai Timur, terdapat sebuah festival budaya yang menggambarkan kekayaan warisan Suku Kutai dengan ciri khasnya sendiri, yakni Festival Sekerat.
Berbeda dengan Festival Erau yang berpusat di sepanjang Sungai Mahakam, Festival Sekerat mengambil tempat di tepi laut, tepatnya di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon. Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menegaskan pentingnya melestarikan dan mengangkat Festival Sekerat menjadi agenda tahunan yang semakin meriah dari tahun ke tahun.
Festival Sekerat Nusantara dimulai dengan doa bersama dan ritual tepung tawar adat Kutai, sebagai wujud keselamatan bersama dan tolak bala. Ritual ini merupakan bagian dari warisan leluhur Tanah Kutai, dengan dua kegiatan budaya utama, yaitu Pelas Laut dan Belian.
Pelas Laut Desa Sekerat merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan untuk keselamatan pantai dan masyarakat. Masyarakat mempersembahkan hasil bumi sebagai ungkapan syukur kepada penguasa tanah, udara, laut, dan seluruh alam. Prosesi melarung perahu naga menjadi momen sakral, di mana masyarakat bersama-sama menggotong perahu menuju tepi laut, memohon maaf, dan meminta keselamatan untuk kampung dan seisinya.
Ritual ini, meskipun mirip dengan Festival Erau di Kutai Kartanegara, memiliki keistimewaan tersendiri karena dilaksanakan di tepi laut. Ardiansyah Sulaiman menyatakan kekagumannya atas keunikan Festival Sekerat, terutama karena penguluran naga dilakukan di pantai, sesuatu yang jarang terjadi di tempat lain.
Festival Sekerat menjadi salah satu wujud kekayaan budaya dan spiritual Suku Kutai, serta menjadi cerminan dari hubungan harmonis mereka dengan laut dan alam sekitar. Terus ikuti berita terbaru tentang kebudayaan dan tradisi di Kutai Timur hanya di Kaltim Expose.
Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Kaltim Expose