KaltimExpose.com, Sangatta –Sejumlah anak kecil terlihat berdiri di pinggir jalan poros Sangatta-Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menerima pemberian uang atau makanan dari pengendara yang melintas. Fenomena ini menjadi sorotan jelang Lebaran, mengundang keprihatinan banyak pihak atas kondisi anak-anak yang seharusnya menikmati momen bahagia hari raya.

Pengendara yang melintas pun mengekspresikan keheranan dan keprihatinan terhadap keadaan tersebut. Sebagai daerah yang kaya dan didukung oleh APBD yang besar, seharusnya Kutai Timur tidak lagi menyaksikan pemandangan sedih seperti ini di jalanan.

Keberlangsungan fenomena ini bahkan terjadi hingga beberapa hari pasca-Lebaran, terutama di tiga titik di sepanjang jalan poros Sangatta-Bengalon. Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terlihat berdiri di pinggir jalan, meminta-minta dari pengendara.

Pemandangan menyedihkan ini menunjukkan adanya kesenjangan sosial yang perlu segera ditangani. Sebagai respons terhadap masalah ini, sejumlah tokoh masyarakat, termasuk anggota DPRD Kutim, Hepnie Armansyah, menyoroti peran orang dewasa di sekitar anak-anak tersebut.

Menurut Hepnie, budaya meminta-minta di jalan bukanlah keinginan anak-anak itu sendiri, melainkan hasil didikan dari orang dewasa di sekitarnya. Ia menekankan pentingnya pendekatan persuasif dari pihak terkait, khususnya Dinas Sosial, untuk menangani masalah ini tanpa mengambil tindakan represif.

Kami berharap, Dinas Sosial segera turun tangan untuk menangani masalah ini dengan pendekatan yang tepat, demi mencegah penyebaran budaya yang tidak sehat di kalangan anak-anak di Kutai Timur.

Iklan