KaltimExpose.com –�Lingkungan sekolah memiliki risiko tinggi bagi anak-anak untuk tertular berbagai penyakit infeksi, mulai dari gondongan, cacar air, hingga HFMD atau Flu Singapura. Penyebabnya beragam, mulai dari kondisi lingkungan yang kurang bersih, interaksi antar-anak, hingga kurangnya ventilasi. Dalam diskusi daring yang diadakan pada Selasa (12/11), Dr. Irene Ratridewi dari IDAI menekankan bahwa penyebaran penyakit-penyakit ini di sekolah umumnya melalui droplet atau percikan udara.
“Penyakit ini bisa menginfeksi dengan cepat karena sifat penyebarannya melalui droplet airbone,” ujar Irene. Data menunjukkan peningkatan kasus gondongan di Jawa Timur pada periode Agustus-Oktober 2024 mencapai 6.718 kasus, mayoritas menimpa anak usia 5-10 tahun. Selain itu, kasus cacar air di Tangerang Selatan juga mencapai 75 kasus, dan kasus HFMD di Jawa Timur mencapai 1.666 kasus sepanjang Januari hingga Oktober 2024.
Penyakit Infeksi yang Rentan Menyebar di Sekolah
- Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, menyebabkan pembengkakan di area pipi dan rahang. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar liur. Anak-anak yang terinfeksi sebaiknya beristirahat di rumah untuk mencegah penularan. - Cacar Air
Cacar air yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster dapat menyerang hingga 90% anak yang kontak dengan penderita. Kasus cacar air rentan terjadi pada anak di bawah usia 12 tahun dan menyebar dengan cepat di sekolah-sekolah. - HFMD (Flu Singapura)
HFMD ditandai dengan demam tinggi, sariawan, dan sulit makan akibat nyeri. Penyakit ini telah dilaporkan banyak menyerang anak usia sekolah di Jawa Timur dan menimbulkan ketidaknyamanan serius bagi anak-anak.
Upaya Pencegahan Melalui Vaksinasi dan Higienitas
Dr. Irene menekankan bahwa pencegahan penyakit ini perlu dilakukan dengan meningkatkan higienitas di sekolah serta mematuhi aturan isolasi untuk anak yang sakit. “Anak-anak yang menderita ketiga penyakit ini harus tetap di rumah hingga sembuh,” ujar Irene. Selain itu, kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak perlu diterapkan, mengingat pola penyebaran ketiga penyakit ini mirip dengan COVID-19.
Vaksinasi juga menjadi faktor penting dalam menekan penyebaran penyakit di kalangan anak-anak. Namun, cakupan vaksin untuk gondongan dan cacar air masih terbatas, meskipun vaksinasi bisa mengurangi keparahan gejala jika anak tetap tertular. Dr. Irene menyebutkan bahwa imunisasi juga perlu diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil agar setiap anak terlindungi.
“Jadi, sama seriusnya seperti saat pandemi COVID-19. Pemerintah harus memastikan penyebaran vaksin yang aman di seluruh wilayah,” tambah Irene. Data menunjukkan penurunan cakupan vaksinasi selama pandemi, sehingga meningkatkan risiko anak-anak tertular penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
Mengejar Ketertinggalan Vaksinasi untuk Pencegahan Jangka Panjang
Irene menyampaikan bahwa, meski vaksinasi tidak menjamin anak tidak tertular, gejala penyakitnya akan jauh lebih ringan pada anak yang telah divaksinasi. “Kalau sudah divaksinasi, sekalipun tertular, gejalanya akan lebih ringan,” jelasnya. Pemerintah, tenaga kesehatan, serta pihak sekolah diharapkan bersama-sama memperkuat imunisasi dan menerapkan kebersihan yang baik agar sekolah menjadi tempat yang lebih aman bagi anak-anak.
Artikel ini telah tayang di bloombergtechnoz.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.