KaltimExpose.com –Demam adalah salah satu gejala yang umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi ringan seperti flu hingga penyakit yang lebih serius seperti demam berdarah dengue (DBD). Meskipun sekilas terlihat mirip, keduanya memiliki ciri khas yang membedakan. Memahami perbedaan ini sangat penting agar penanganan dapat dilakukan secara tepat.

Apa itu Demam Biasa?

Demam biasa terjadi sebagai respons tubuh melawan infeksi ringan, seperti flu atau infeksi saluran pernapasan atas. Kondisi ini biasanya tidak membahayakan dan bisa sembuh dengan istirahat serta pengobatan sederhana.

Ciri-ciri Demam Biasa:
  1. Peningkatan suhu tubuh: Suhu tubuh naik secara perlahan, umumnya tidak lebih dari 39°C.
  2. Gejala ringan lainnya: Sering disertai pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
  3. Durasi singkat: Umumnya berlangsung 3–5 hari dan mereda dengan pengobatan ringan.

Apa itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

DBD adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memerlukan perhatian khusus karena dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.

Ciri-ciri Demam Berdarah Dengue (DBD):
  1. Demam tinggi mendadak: Suhu tubuh mencapai 40°C atau lebih, biasanya berlangsung 2–7 hari.
  2. Nyeri dan ruam: Disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, serta ruam merah di kulit.
  3. Penurunan trombosit: Pemeriksaan darah menunjukkan trombosit yang turun drastis, sering diikuti perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.
  4. Fase kritis: Setelah demam menurun, fase kritis bisa terjadi, dengan risiko komplikasi seperti kebocoran plasma darah atau syok.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika:

  • Demam tinggi disertai sakit kepala parah, ruam merah, atau nyeri hebat.
  • Terjadi perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.
  • Demam tidak kunjung turun setelah 2–3 hari meskipun sudah diberi obat.

Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika terdapat gejala khas DBD, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Memahami perbedaan antara demam biasa dan DBD sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang sesuai. Jika demam disertai gejala khas DBD, segera cari bantuan medis untuk mencegah risiko komplikasi. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, kesehatan dapat kembali pulih dengan cepat.

Tetap waspada terhadap risiko DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari gigitan nyamuk.

Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti, penting untuk menerapkan langkah 3M Plus sebagai upaya pengendalian:

Anjuran dan Tata Cara 3M Plus untuk Pencegahan DBD

  1. Menguras
    Bersihkan tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, ember, atau vas bunga, untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk.
  2. Menutup
    Tutup rapat semua tempat yang bisa menampung air, termasuk drum air, toren, atau wadah lainnya. Hal ini mencegah nyamuk bertelur di tempat tersebut.
  3. Memanfaatkan atau Mendaur Ulang Barang Bekas
    Singkirkan atau manfaatkan kembali barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng, ban bekas, atau botol plastik.
  4. Plus
    • Gunakan obat anti-nyamuk atau kelambu saat tidur.
    • Pasang kawat anti-nyamuk pada ventilasi rumah.
    • Tanam tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender atau sereh wangi, di sekitar rumah.
    • Lakukan fogging secara berkala di lingkungan untuk memberantas nyamuk dewasa.

Dengan menerapkan langkah 3M Plus, risiko penyebaran DBD dapat diminimalkan. Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan! Tetap jaga kebersihan lingkungan dan segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD.

 

Artikel ini telah tayang di grid.id.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan